Kabanjahe | Faktual86.com : Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Tanah Karo, H Fachry Samadin Tarigan menyatakan, jangan ada kemunafikan diantara kita para pejabat, tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh adat dan tokoh pemuda, dalam kehidupan kita sehari-hari, apalagi yang mengemban tugas negara para pejabat dalam pemerintahan di NKRI khususnya di Bumi Turang, Tanah Karo Simalem, yang dikenal berbudaya yang taat adat istiadat dalam filosofi Kekerabatan masyarakat Karo, Merga silima dan religius spiritual beragama.
Hal ini disampaikan pada pertemuan yang sangat berharga, Rapat Pemkab Karo dengan elemen masyarakat Karo, toga, tomas, topem dan todat, pada Kamis (23/10) bertempat di Ruang Rapat Bupati Karo, Ku antor Bupati Karo, Jg Alan Jamin Ginting khususnya, Kelurahan Kampung dalam, Kabanjahe.
Rapat yang digelar Pemkab Karo tersebut untuk menindaklanjuti atas aksi demo damai elemen masyarakat Tanah Karo pada 3/9 lalu di halaman Kantor DPRD Karo, Kabanjahe, atas Gerakan nasional se nusantara menyikapi Sikon rasa kebangsaan para pejabat negara untuk komit menciptakan sila dalam Pancasila. Dilanjutkan dengan Rapat Dengar Pendapat (RDP) DPRD Karo pada 7/10 lalu di Kantor DPRD Karo tentang pembersihan Penyakit masyarakat (Pekat) dari keresahan warga masyarakat Karo selama ini dari tindak kriminal judi, peredaran narkoba, maksiat prostitusi, warung renang-remang, cafe, pun, diskotik yang tak berijin dan menyalahi ketentuan aturan di daerah Tanah Karo.
"Kami mengharapkan agar seluruh pejabat pemerintah apa lagi aparat keamanan untuk benar-benar komit melaksanakan tugas dengan baik, jujur, bertanggung jawab, tidak munafik, karena kita semua beragama di NKRI ini, percaya ada Tuhan YME yang berkuasa atas hidup semua WNI tanpa pandang jabatan", tegas Haji Fahcry F Tarigan.
Tambah Tarigan lagi, memakan uang haram judi/narkoba untuk rumah dari setoran atau mil mingguan bandar judi,/narkoba itu, dikutuk Tuhan sampai tujuh keturunan atau tidak berkah, sehingga kita semua harus komit membasmi PEKAT dari tengah-tengah kehidupan masyarakat Tanah Karo yang nota bene adalah umat beragama
Sementara itu, Penggiat anti judi, narkoba dan prostitusi Tanah Karo, Pdt Masada Sinukaban dalam pernyataannya dihadapan puluhan peserta rapat, Judi bukanlah budaya etnis Karo,, ia membantah keras dari upaya provokasi bandar judi/narkoba kepada publik, judi sudah bagian budaya etnis Karo, itu adalah perbuatan kejahatan kriminal, jangan mau kita warga masyarakat ditipu para bandar judi ini, tuturnya.
Maka pada kesempatan ini, Masada yang dikenal getol menyatakan diri siap Martir atas gerakan anti judi/narkoba ini, dari ancaman bunuh para bandar judi/narkoba, apalagi ia menolak mentah-mentah uang sogok/siap atau setoran bandar sampai tiga digit, ia tidak tergiur karena lebih berharga harga diri dan jiwa-jiwa umat beragama dari pada uang haram tersebut
Sehingga ia terus mengkampanyekan judi, narkoba dan prostitusi ini menyatakan mari kita bersinergi untuk komit membasmi segala bentuk kejahatan di Tanah Karo yang merusak tatanan hidup iman percaya taqwa warga sebagai umat kepada Tuhan demi terbentuk keluarga yang takut akan Tuhan, secara otomatis keluarga yang sehat, kasih, sukacita, damai sejahtera dan berprestasi, sehingga tercipta Kamtibmas yang benar dan sesuai dengan visi misi Bupati Karo, Karo Beriman, Berbudaya dan Maju.
Peserta lainnya, dari Pengurus GP Ansor, Jono Brahmana, Pdt Polman Bakkara (BAMAG), Pdt Horas Pakpahan (PGID), Pdt Leo Sembiring (PHT), Itom Richardo Sinuhaji (Pemuda Al Washliyah) dan lainnya menyatakan dalam forum rapat para intelektual ini tidak lagi rapat seperti dulu-dulu dimasa pejabat-pejabat sebelumnya, hanya "life service" atau sekedar bila ada tekanan masyarakat, di razia lokasi sejenak, maka di buat agrimen baru untuk keuntungan pribadi atau korps.
Hal ini juga sudah sangat meresahkan kehidupan warga masyarakat, perekonomian masyarakat yang seret, pencurian dan gangguan Kamtibmas meningkat, plank besi merek gereja GIKI Sukarame pun hilang.
Kemudian, tambah elemen tokoh tersebut, pemberantasan PEKAT, jangan hanya sebatas rapat, retorika komit membasmi PEKAT, membuat fakta integritas pejabat dengan tokoh-tokoh dengan dibubuhi tanda tangan, tapi fakta tidak dilakukan di lapangan.
Serta tidak ada lagi bermain-main mencari keuntungan pribadi/keluarga atau kelompok karena pejabat negara punya kuasa dan jabatan atau bergelap,-gelap dalam terang, membongkar permainan kotor para oknum hal ini, ujar seluruh peserta tegas.
Hadir dalam rapat tersebut, Wakil Bupati Karo, Komando Tarigan, Sekdakab Karo, Gelora Putra Ginting, Asisten 1 Setdakab Karo, Caprilius Barus, Kaban Kesbangpol, Tetap Ginting, Kadis Kominfo, Frans L Surbakti, Kasi Katolik Kankemenag Karo dan Kasdim Tanah Karo serta Waka Polres, BNN. (Pangab)