Jakarta | Faktual86.com : Iptu Budi Setiadi, SH, adalah seorang perwira yang kini dikenal tegas dan humanis sebagai Kanit Reskrim Polsek Kemayoran, Jakarta Pusat. Dalam wawancara eksklusif, ia membuka lembaran awal perjalanan hidupnya sebagai anggota Kepolisian Republik Indonesia.
Budi menceritakan bahwa awalnya ia diminta ayahnya untuk mendaftar sebagai polisi. "Saya masih ingat betul hari itu. Saya diminta Ayah untuk datang ke Polda Jawa Barat hanya membawa berkas dan tekad," katanya.
Seleksi di Polda Jabar sangat ketat, namun Budi berhasil lolos dan dikirim ke SPN Lido untuk menjalani pendidikan. "Begitu sampai di SPN Lido, suasananya langsung berbeda. Disiplin terasa sejak detik pertama turun dari kendaraan," ujarnya.
Budi menceritakan bahwa hari-harinya di SPN Lido dipenuhi rutinitas yang nyaris tanpa jeda. "Jam tiga pagi sudah bangun. Lari, baris-berbaris, lintas alam, pendidikan mental, sampai belajar hukum. Tidak ada yang mudah. Tapi di situlah kami ditempa menjadi Bhayangkara."
Momen tersulit selama di SPN Lido adalah minggu-minggu awal, namun Budi belajar arti solidaritas dari teman-temannya. "Kalau ada yang jatuh saat lari lintas alam, yang lain angkat dan tarik sama-sama. Itu tidak akan pernah saya lupa," katanya.
Hari pelantikan adalah momen yang sangat berkesan bagi Budi. "Wah… luar biasa haru," ucapnya sambil menarik napas. "Berdiri dengan seragam baru, mengucap sumpah, dan tahu bahwa saya sekarang seorang polisi… itu momen yang benar-benar mengubah hidup saya."
Budi mengaku bahwa perjalanan awalnya sebagai polisi membentuknya menjadi perwira yang tidak hanya disiplin, tapi juga mengerti manusia. "Saya dibesarkan oleh seorang Prajurit Polri yang berdinas sebagai Kapolsek di Cirebon, dan Tokoh Idola saya yang sesungguhnya adalah Ayah saya sendiri," katanya. (Red/Iwan).
.jpg)
